Selasa, 21 Februari 2017

CONTOH MAKALAH ILMIAH TUGAS AKHIR (RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DETAK JANTUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 )

BAB I
PENDAHULUAN

 
1.1.      Latar Belakang
Teknologi pada masa sekarang telah berkembang pesat diberbagai bidang dalam kehidupan manusia. Salah satunya dibidang kedokteran, dimana pengukuran denyut jantung/detak jantung mengalami perkembangan dari metode dan perangkat yang digunakan salah satunya adalah stetoskop, yang hanya ada di dunia kedokteran. Stetoskop biasanya ada di rumah sakit, puskemas dan tempat medis lainnya. Mengingat alat stetoskop ini memiliki harga yang relatif mahal dan hanya ada didunia medis saja.
Maka, dalam penelitian ini dibuat sebuah alat alternatif dimana alat tersebut berfungsi sebagai alat pengukur detak jantung yang memiliki kelebihan dari segi kearutan dan efektifitasnya. Metode yang digunakan pada alat ini berbeda dengan biasanya, tetapi metode ini juga menggunakan volume darah yang mengalir pada pembuluh darah arteri disalah satu ujung jari manusia.
Oleh sebab itu, penulis menggagas ide untuk membuat suatu alat RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DETAK JANTUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

1.2.      Tujuan
1.      Merancang alat pengukur detak jantung yang lebih praktis dan akurat.
2.      Memanfaatkan Mikrokontroler sebagai ATMega8 sebagai pengolah data yang dihasilkan berupa sinyal pulsa dan grafik yang dapat ditampilkan di LCD16x2 dan monitor.



1.3.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara menghasilkan grafik secara realtime ke monitor menggunakan software StamPlot?
2.      Bagaimana cara pembacaan sensor photodioda terhadap salah satu jari tangan ?

1.4.      Batasan Masalah
1.      Pengukuran detak jantung menggunakan sistem Mikrokontroller AVR ATMega8.
2.      Program menggunakan Bahasa Bascom AVR.
3.      Analisis perbandingan detak jantung orang beraktivitas dan tidak beraktivitas.

1.5.      Manfaat
Pembuatan alat ini diharapkan mampu mendeteksi frekuensi detak jantung secara digital yang akurat tetapi harganya murah sehingga dapat berguna bagi dunia medis dan masyarakat lainnya. 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1.      Jantung
Jantung adalah organ muskular yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru-paru sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh tubuh.Jantung mempunyai empat ruangan, serambi kanandan kiri, bilik kanan dan kiri. Serambi berdinding tipis sedangkan bilik berdinding lebih tebal dengan bilik kiri berdinding paling tebal karena dia memompa darah ke seluruh tubuh.Jantung terbuat dari jaringan otot khusus yang tidak terdapat dimanapun di seluruh tubuh. Lapisan pertama disebut endokardium yang berfungsi sebagai bagian dalam jantung. Lapisan kedua disebut miokardium yaituotot utama jantung yang melaksanakan pemompaan untuk mensirkulasikan darah. Epikardium adalah lapisan ketiga otot jantung, tipis merupakan membrane proteksi yang menutup sebelah luar jantung.
Pada bagian atas serambi kanan terdapat simpul sinoatrial (SA). Simpul SA inilah yang menimbulkan rangsangan yang menyebabkan jantung terkontraksi. Simpul atrioventrikular (AV) terletak pada dinding yang membatasi serambi kanan dan bilik kanan. Simpul ini berfungsi menghantarkan impuls dari serambi ke bilik. Impuls dari simpul AV kemudian diteruskan ke seluruh bilik melalui berkas His. Pada ujung berkas His terdapat banyak cabang. Cabangcabang ini disebut serat Purkinye. Serat-serat Purkinye bertugas meneruskan impuls dari berkas His ke seluruh otot bilik. Bilik kemudian berkontraksi sehingga darah dipompa keluar dari bilik dan mengalir dalam sistem peredaran darah. Sistem konduksi jantung yang normal dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sistem Konduksi Jantung yang Normal
(Soetopo, 1990)

Tegangan aksi adalah perubahan tegangan dinding dari nilai normalnya. Perubahan tegangan dinding ini berlangsung sangat cepat, kemudian tegangan dinding kembali pada nilai normalnya yaitu –90 mV. Perubahan tegangan dinding terjadi jika permeabilitas dinding terhadap Natrium dan Kalium meningkat. Perubahan permeabilitas dinding dapat terjadi jika dinding sel tereksitasi oleh aliran arus ionis atau jika ada energi yang diberikan dari luar.
Peningkatan permeabilitas dinding terhadap Natrium menyebabkan ion-ion Na+ berdifusi ke dalam sel. Pada saat yang sama ion K+ yang konsentrasinya lebih tinggi di dalam sel selama sel dalam keadaan istirahat, berdifusi ke luar sel. Tetapi difusi ion K+ ini tak secepat ion Na+ , akibatnya di dalam sel hanya tertimbun muatan +20 mV. Tegangan ini disebut tegangan aksi (potensial aksi). Keadaan ini dinamakan depolarisasi. Setelah ion Na+ mencapai keseimbangan yang baru dan dinding kembali tidak permeabel terhadap Na+, ion Na+ tidak dapat lagi berdifusi masuk ke dalam sel. Sebaliknya mekanisme pompa natrium memompa Na+ ke luar dengan cepat sehingga tegangan di dalam sel turun dan akhirnya kembali ke nilai normalnya yaitu –90 mV, peristiwa ini dinamakan repolarisasi. Repolarisasi dipercepat oleh peningkatan permeabilitas Kalium yang menyebabkan difusi ke luar dinding. Tegangan aksi ini akan merangsang dinding-dinding di sekitarnya dan mengakibatkan perambatan tegangan aksi.

1.1.      Monitoring Denyut Jantung
Monitoring denyut jantung dapat dilakukan menggunakan teknik langsung (direct) ataupun tidak langsung (indirect). Secara langsung dilakukan dengan mensensor pada jantung itu sendiri. Sedangkan secara tidak langsung dengan memanfaatkan pembuluh darah, yaitu dengan melakukan sadapan atau sensor pada aliran darah tersebut. Frekuensi atau irama kerja jantung dibagi dalam 3 kondisi, yaitu:
1.        Takikardia; berarti denyut jantung yang cepat lebih dari 100 kali/ menit.
2.        Bradikardia; berarti denyut jantung yang lambat kurang dari 60 kali/ menit.
3.        Normal; berarti denyut jantung diantara 60 – 100 kali/ menit. 
Pada jari tangan manusia terdapat pembuluh darah, yang mana frekuensi atau irama aliran darah yang mengalir merupakan representasi dari frekuensi denyut jantung itu sendiri, dengan catatan bahwa jantung tersebut tidak dalam kondisi kritis. Jadi monitoring ini bersifat tidak langsung (indirect)..
Berikut ini beberapa penelitian yang mendasari penulisan tugas akhir :

2.1.1        Pembuatan Alat Ukur Denyut Jantung Menggunakan Plethysmograph
Plethysmograph merupakan suatu instrument yang digunakan untuk mengukur perubahan volume didalam suatu organ atau seluruh tubuh yang dapat difungsikan sebagai pengukuran denyut jantung pada jari manusia. Alat pengukur detak jantung ini dibuat oleh Indra Putra Jurusan Teknik Elektro DIII Universitas Riau. Cara kerja alat ini menggunakan sensor LDR dan LED, dengan mikrokontroler berbasis ATMega 8535. Keluaran dari sensor tesebut ditampilkan ke monitor menggunakan RS 232. Kekurangan dari alat ini adalah belum adanya LCD 16x2 untuk menampilkan hasil detak jantung yang terpasang pada alat tersebut. (Laporan Tugas Akhir, Indra Putra.2011).
  
2.1.2        Alat Pengukur Detak Jantung Digital Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535
Alat ini dibuat oleh Wahyu Nur Hidayat Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Alat pengukur detak jantung ini merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah detak jantung selama 1 menit. Pengukuran detak jantung menggunakan metode intensitas cahaya berdasarkan volume darah yang mengalir pada pembuluh darah. Pengukuran dilakukan pada ujung jari tangan dengan ditempelkan diatas sensor photodiode dan LED Inframerah. Saat pengukuran berlangsung LED Inframerah akan akan menyala, sedangkan sensor photodiode akan mendeteksi intensitas cahaya yang masuk dan diubah menjadi tegangan dengan nilai tertentu. Tegangan yang dihasilkan masih terlalu kecil dan sulit dibaca oleh mikrokontoler ATMega 8535, sehingga harus dikuatkan oleh penguat operasional (Op-Amp) LM358. Tegangan output dari Op-Amp masuk ke port B.0 mikrokontroler ATMega 8535. Data akan diproses oleh mikrokontroler ATMega 8535, kemudian hasil pengukuran detak jantung akan ditampilkan pada layar LCD M1632 berupa data jumlah beat per menit (bpm). Kekurangan dari alat ini adalah belum adanya keluaran (ouput) yang ditampilkan ke monitor/PC. (Jurnal Tugas Akhir, Wahyu Nur Hidayat.2010).

1.2.      Mikrokontroler ATMega 8
AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi.Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte.
AVR ATMega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATMega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATMega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATMega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V. (Indrapurna, 2011).

2.3.1        Konfigurasi Pin ATMega8
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8
(sumber : hardi-santoso.blog.ugm.ac.id) 

ATMega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATMega8 pada gambar 2.1 sebagai berikut :
a.       VCC
Merupakan supply tegangan digital.
b.      GND
Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.
c.       Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran inputtimer.
d.      Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
e.       RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.
f.       Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.
g.       AVcc
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low passfilter.
h.      AREF
Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

1.1.      IC LM 358
Penguat operasional adalah suatu rangkaian elektronika yang di kemas dalam bentuk rangkaian terpadu (IC).Perangkat ini sering di gunakan sebagai penguat sinya-sinyal, baik yang linier maupun non linier terutama dalam sistem-sistem pengaturan dan pengendalian, instrumentasi, komputasi analog.Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga karena penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya. (elektronikadasar-indonesia.blogspot.com).
Karakteristik utama sebuah penguat operasional yang ideal adalah :
1)      Impedansi masukan yang tak terhingga
2)      Impedansi keluaran sama dengan nol
3)      Penguatan Loop terbuka tak terhingga

Gambar 2.3 (G.kiri) IC LM 358. (G.kanan) Datasheet IC LM 358
(sumber : vcc2gnd.com)

LM 358 (gambar 2.3) merupakan rangkaian terintegrasi yang memiliki dua penguat operasional.Terdiri dari 4 masukan, memiliki faktor penguatan yang besar dan frekuensi internal yang berubah-ubah, yang mana di desain secara spesifik untuk beroperasi dari sebuah power supply melalui sebuah range tegangan. IC ini memilliki spesifikasi sebagi berikut :
1)      Frekuensi internal yang dapat di ubah untuk penguatanya.
2)      Penguatan tegangan yang besar (100dB).
3)      Memiliki besar range tegangan antara 3V-32V.
4)      Arus bias input rendah (20nA).
5)      Arus offset input rendah (2nA).
6)      Tegangan offset input rendah (2mV).
7)      Tegangan output besar, berkisar 0 sampai (Vcc-1,5V).

2.4.1   Penguat Membalik

Gambar 2.4. Penguat membalik


Pada penguat membalik, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguat membalik memiliki nilai keluaran lebih kecil dari satu dan selalu Vout bernilai negatif yang keluarannya adalah :
Vo = - Rf/Ri .Vi............................ (2.1)

2.4.1   Penguat Tak Membalik
Rangkaian tak membalik hampir sama dengan rangkaian penguat membalik hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan input dari masukan tak membalik.Tegangan keluaranpenguat tak membalik ini akan lebih dari satu dan selalu positif yang keluarannya :

Gambar 2.5 Penguat tak membalik

Simbol dari penguat tak membalik diberikan pada Gambar II.6, dengan nilai keluara:
Vo = Rf+Ri/Ri . Vi .............................(2.2)
Vo = (Rf/Ri+1) . Vi ......................... (2.3)

1.1.      LCD 16X2
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik.Dipasaran tampilan LCD (gambar 2.4) sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD beserta rangkaian pendukungnya termasuk ROM dll.LCDmempunyai pin data, kontrol catu daya, dan pengatur kontras tampilan.LCD memiliki data sheet sebagai berikut:
PIN 1: Vss - GND
PIN 2: VDD - +5V VCC
PIN 3: Vo - Contrast Adjustment
PIN 4: RS - Reset
PIN 5: R/W - Read/Write ("0" = Write to
LCD module "1" = Read from LCD module)
PIN 6: E - Enable Signal
PIN 7: DB0 Data 0
PIN 8: DB1 Data 1
PIN 9: DB2 Data 2
PIN 10: DB3 Data 3
PIN 11: DB4 Data 4
PIN 12: DB5 Data 5
PIN 13: DB6 Data 6
PIN 14: DB7 Data 7
PIN 15: Backlight +5V VCC
PIN 16: Backlight GND

Gambar 2.6 LCD16x2
(sumber : commons.wikipedia.org)

Fungsi dari pin-pin pada rangkaian LCD yaitu:
a.       Pin data dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan   lebar data 8 bit.
b.      Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang  masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
c.       Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkanhigh baca data.
d.      Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
e.       Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin inidihubungkan  dengan trimpot 5 KOhm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground  sedangkan tegangan catu daya ke  LCD sebesar 5 Volt.
LCD telah dilengkapi dengan mikrokontroler HD44780 yang berfungsi sebagai pengendali.LCD ini juga mempunyai CGROM (Character Generator ReadOnly Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM (Display Data  Random Access Memory).

1.1.      Sensor Photodioda
Photodioda adalah diode yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti diode pada umumnya, tetapi jika tidak mendapatkan cahaya maka photodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir.
Gambar 2.7 Photodioda

Photodioda merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Photodioda merupakan sebuah dioda dengan sumbangan p-n yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodioda ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.
Karena photodioda terbuat dari semikonduktor p-n junction maka cahaya yang diserap oleh photodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir kearah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir didalam rangkaian. Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang diserap oleh photodioda.
Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan oleh infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodiode tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh oleh infrared.
Gambar 2.8 Panjang Gelombang yang Dihasilkan Oleh Bahan Photodida

 Photodioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1Pw/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photodioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat memanfaatkan photodiode ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photodiode akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.

Alat yang mirip dengan diode peka adalah transistor foto (phototransistor). Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya.
Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan diode peka cahaya. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh foto cahaya pada junction ini diinjeksikan dibagian base dan diperkuat dibagian kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari transistor foto secara umum akan lebih lambat dari pada diode peka cahaya.
Jika photodiode tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian pembanding, jika photodiode terkena cahaya maka photodiode akan bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photodiode tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang mengalir ke rangkaian pembanding.
Gambar 2. 9 Struktur Dioda


Sifat dari photodioda adalah :
1.        Jika terkena cahaya maka resistansinya berkurang.
2.        Jika tidak terkena cahaya maka resistansinya meningkat.
Dioda dipasangan reverse karena pada saat diode dipasang reverse, maka arus tidak akan mengalir karena hambatan yang sangat besar sekali. Jadi bias dikatakan ini diode sebagai kondisi Open Circuit jika dianalogikan seperti sakelar. Namun, pada photodiode, hambatan yang besar tadi bias menyebabkan arus mengalir sehingga kondisi seperti ini bias dikatakan sebagai Close Circuit jika dianalogikan seperti sakelar. (Sumber : http://photodioda/2014.html).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1        Metode Penelitian
3.1.1        Studi Literatur
Mempelajari prinsip kerja dari sistem mikrokontroler ATMega8 sebagai pengukur atau pengolah data untuk membaca frekuensi detak jantung yang ada pada salah satu jari manusia.

3.1.2        Perencanaan dan Pembuatan
Perencanaan sistem pengukuran detak jantung dilakukan dengan beberapa tahap.
Pertama, membuat suatu diagram blok alur dari suatu sistem pengukur detak jantung.
Kedua, membuat rangkaian ke dalam simulasi software Proteus dan percobaan membuat rangkaian sensor langsung  ke papan PCB.
Ketiga, merangkai rangkaian yang telah dibuat dari software Proteus dan PCB Wizard ke papan PCB sesuai gambar yang telah diuji sebelumnya.
Terakhir, pembuatan perangkat lunak atau program untuk menjalankan suatu sistem mikrokontroler yang akan dibuat dengan software Bascom AVR.

3.1.3        Pengujian Alat dan Analisa Data
Pengujian dilakukan dengan menganalisa data dari perbandingan pengukuran detak jantung manual menggunakan alat stetoskop. Dimana perbandingan antara detak jantung orang beraktivitas dengan orang tidak beraktivitas.

3.2        Waktu dan Tempat
Waktu
Waktu untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pembuatan rangkaian pengukuran detak jantung akan dilaksanakan dari awal pembuatan proposal sampai persiapan sidang direncanakan selama tiga bulan. 

3.3.2        Tempat
Pelaksanaan dan pembuatan rangkaian pendeteksi detak jantung dengan menggunakan ATMega8 dilaksanakan dilaboratorium Komputer.



DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembangan Pratikum.2013.Petunjuk Pratikum Sistem Mikroprosesor.Universitas Riau.Pekanbaru

Anonim B. 2013. LCD 16x2 Module Datasheet.
http://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheet. Diakses pada tanggal 29 September 2014 pukul 22.30 WIB

Anonim D. 2013.Kontruksi ATMega8.http://electricse.wordpress.com/2011/10/16/konstruksi-atmega-8535/. Diakses pada tanggal 30 September 2014 pukul 23.45 WIB
Wahyu Nur Hidayat.2010.Alat Pengukur Detak Jantung Digital Berbasis Mikrokontoler ATMega 8535. Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Purwakarta.
Indra Putra.2011. “Pembuatan Alat Ukur Denyut Jantung Menggunakan Plethysmograph”. Jurusan Teknik Elektro DIII Universitas Riau.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar