BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Teknologi pada masa sekarang telah berkembang
pesat diberbagai bidang dalam kehidupan manusia. Salah satunya dibidang
kedokteran, dimana pengukuran denyut jantung/detak jantung mengalami
perkembangan dari metode dan perangkat yang digunakan salah satunya adalah
stetoskop, yang hanya ada di dunia kedokteran. Stetoskop biasanya ada di rumah
sakit, puskemas dan tempat medis lainnya. Mengingat alat stetoskop ini memiliki
harga yang relatif mahal dan hanya ada didunia medis saja.
Maka, dalam penelitian ini dibuat sebuah
alat alternatif dimana alat tersebut berfungsi sebagai alat pengukur detak
jantung yang memiliki kelebihan dari segi kearutan dan efektifitasnya. Metode
yang digunakan pada alat ini berbeda dengan biasanya, tetapi metode ini juga
menggunakan volume darah yang mengalir pada pembuluh darah arteri disalah satu
ujung jari manusia.
Oleh sebab itu, penulis menggagas ide untuk
membuat suatu alat RANCANG BANGUN ALAT
PENGUKUR DETAK JANTUNG
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8
1.2.
Tujuan
1. Merancang
alat pengukur detak jantung yang lebih praktis dan akurat.
2. Memanfaatkan
Mikrokontroler sebagai ATMega8 sebagai pengolah data yang dihasilkan berupa
sinyal pulsa dan grafik yang dapat ditampilkan di LCD16x2 dan monitor.
1.3.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara menghasilkan grafik secara realtime ke
monitor menggunakan software StamPlot?
2. Bagaimana
cara pembacaan sensor photodioda terhadap
salah satu jari tangan ?
1.4.
Batasan
Masalah
1. Pengukuran
detak jantung menggunakan sistem Mikrokontroller AVR ATMega8.
2. Program
menggunakan Bahasa Bascom AVR.
3. Analisis
perbandingan detak jantung orang beraktivitas dan tidak beraktivitas.
1.5.
Manfaat
Pembuatan alat ini diharapkan mampu
mendeteksi frekuensi detak jantung secara digital yang akurat tetapi harganya
murah sehingga dapat berguna bagi dunia medis dan masyarakat lainnya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
Jantung
Jantung adalah organ
muskular yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan
jantung memompa darah ke paru-paru sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh
tubuh.Jantung mempunyai empat ruangan, serambi kanandan kiri, bilik kanan dan
kiri. Serambi berdinding tipis sedangkan bilik berdinding lebih tebal dengan
bilik kiri berdinding paling tebal karena dia memompa darah ke seluruh
tubuh.Jantung terbuat dari jaringan otot khusus yang tidak terdapat dimanapun
di seluruh tubuh. Lapisan pertama disebut endokardium yang berfungsi sebagai
bagian dalam jantung. Lapisan kedua disebut miokardium yaituotot utama jantung
yang melaksanakan pemompaan untuk mensirkulasikan darah. Epikardium adalah
lapisan ketiga otot jantung, tipis merupakan membrane proteksi yang menutup
sebelah luar jantung.
Pada bagian atas
serambi kanan terdapat simpul sinoatrial (SA). Simpul SA inilah yang
menimbulkan rangsangan yang menyebabkan jantung terkontraksi. Simpul
atrioventrikular (AV) terletak pada dinding yang membatasi serambi kanan dan
bilik kanan. Simpul ini berfungsi menghantarkan impuls dari serambi ke bilik.
Impuls dari simpul AV kemudian diteruskan ke seluruh bilik melalui berkas His.
Pada ujung berkas His terdapat banyak cabang. Cabangcabang ini disebut serat Purkinye.
Serat-serat Purkinye bertugas meneruskan impuls dari berkas His ke seluruh otot
bilik. Bilik kemudian berkontraksi sehingga darah dipompa keluar dari bilik dan
mengalir dalam sistem peredaran darah. Sistem konduksi jantung yang normal
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar
2.1 Sistem Konduksi Jantung yang Normal
(Soetopo,
1990)
Tegangan aksi adalah
perubahan tegangan dinding dari nilai normalnya. Perubahan tegangan dinding ini
berlangsung sangat cepat, kemudian tegangan dinding kembali pada nilai
normalnya yaitu –90 mV. Perubahan tegangan dinding terjadi jika permeabilitas
dinding terhadap Natrium dan Kalium meningkat. Perubahan permeabilitas dinding
dapat terjadi jika dinding sel tereksitasi oleh aliran arus ionis atau jika ada
energi yang diberikan dari luar.
Peningkatan
permeabilitas dinding terhadap Natrium menyebabkan ion-ion Na+ berdifusi ke
dalam sel. Pada saat yang sama ion K+ yang konsentrasinya lebih tinggi di dalam
sel selama sel dalam keadaan istirahat, berdifusi ke luar sel. Tetapi difusi
ion K+ ini tak secepat ion Na+ , akibatnya di dalam sel hanya tertimbun muatan
+20 mV. Tegangan ini disebut tegangan aksi (potensial aksi). Keadaan ini
dinamakan depolarisasi. Setelah ion Na+ mencapai keseimbangan yang baru dan
dinding kembali tidak permeabel terhadap Na+, ion Na+ tidak dapat lagi
berdifusi masuk ke dalam sel. Sebaliknya mekanisme pompa natrium memompa Na+ ke
luar dengan cepat sehingga tegangan di dalam sel turun dan akhirnya kembali ke
nilai normalnya yaitu –90 mV, peristiwa ini dinamakan repolarisasi.
Repolarisasi dipercepat oleh peningkatan permeabilitas Kalium yang menyebabkan
difusi ke luar dinding. Tegangan aksi ini akan merangsang dinding-dinding di
sekitarnya dan mengakibatkan perambatan tegangan aksi.
1.1.
Monitoring
Denyut Jantung
Monitoring
denyut jantung dapat dilakukan menggunakan teknik langsung (direct) ataupun tidak langsung (indirect). Secara langsung dilakukan
dengan mensensor pada jantung itu sendiri. Sedangkan secara tidak langsung
dengan memanfaatkan pembuluh darah, yaitu dengan melakukan sadapan atau sensor
pada aliran darah tersebut. Frekuensi atau irama kerja jantung dibagi dalam 3
kondisi, yaitu:
1.
Takikardia; berarti denyut jantung yang cepat lebih dari 100 kali/
menit.
2.
Bradikardia; berarti denyut jantung yang lambat kurang dari 60
kali/ menit.
3.
Normal; berarti denyut jantung diantara 60 – 100 kali/ menit.
Pada jari
tangan manusia terdapat pembuluh darah, yang mana frekuensi atau irama aliran
darah yang mengalir merupakan representasi dari frekuensi denyut jantung itu
sendiri, dengan catatan bahwa jantung tersebut tidak dalam kondisi kritis. Jadi
monitoring ini bersifat tidak langsung (indirect)..
Berikut
ini beberapa penelitian yang mendasari penulisan tugas akhir :
2.1.1
Pembuatan
Alat Ukur Denyut Jantung Menggunakan Plethysmograph
Plethysmograph merupakan suatu instrument yang digunakan untuk mengukur
perubahan volume didalam suatu organ atau seluruh tubuh yang dapat difungsikan
sebagai pengukuran denyut jantung pada jari manusia. Alat pengukur detak
jantung ini dibuat oleh Indra Putra Jurusan Teknik Elektro DIII Universitas
Riau. Cara kerja alat ini menggunakan sensor LDR dan LED, dengan mikrokontroler
berbasis ATMega 8535. Keluaran dari sensor tesebut ditampilkan ke monitor
menggunakan RS 232. Kekurangan dari alat ini adalah belum adanya LCD 16x2 untuk
menampilkan hasil detak jantung yang terpasang pada alat tersebut. (Laporan
Tugas Akhir, Indra Putra.2011).
2.1.2
Alat
Pengukur Detak Jantung Digital Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535
Alat ini dibuat oleh Wahyu Nur Hidayat
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Alat pengukur detak jantung ini merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung
jumlah detak jantung selama 1 menit. Pengukuran detak jantung menggunakan
metode intensitas cahaya berdasarkan volume darah yang mengalir pada pembuluh
darah. Pengukuran dilakukan pada ujung jari tangan dengan ditempelkan diatas
sensor photodiode dan LED Inframerah. Saat pengukuran berlangsung LED
Inframerah akan akan menyala, sedangkan sensor photodiode akan mendeteksi
intensitas cahaya yang masuk dan diubah menjadi tegangan dengan nilai tertentu.
Tegangan yang dihasilkan masih terlalu kecil dan sulit dibaca oleh
mikrokontoler ATMega 8535, sehingga harus dikuatkan oleh penguat operasional
(Op-Amp) LM358. Tegangan output dari Op-Amp masuk ke port B.0 mikrokontroler
ATMega 8535. Data akan diproses oleh mikrokontroler ATMega 8535, kemudian hasil
pengukuran detak jantung akan ditampilkan pada layar LCD M1632 berupa data
jumlah beat per menit (bpm).
Kekurangan dari alat ini adalah belum adanya keluaran (ouput) yang ditampilkan ke monitor/PC. (Jurnal Tugas Akhir, Wahyu
Nur Hidayat.2010).
1.2.
Mikrokontroler
ATMega 8
AVR merupakan salah satu jenis
mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi.Perbedaannya
pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak
perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat
internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On
Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya
dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset.
Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM
sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte.
AVR ATMega8 adalah mikrokontroler CMOS
8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K byte in-System
Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu
mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz.
Jika dibandingkan dengan ATMega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya
tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATMega8 tipe L, mikrokontroler
ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATMega8
hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V. (Indrapurna, 2011).
2.3.1
Konfigurasi
Pin ATMega8
Gambar 2.2
Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8
(sumber :
hardi-santoso.blog.ugm.ac.id)
ATMega8 memiliki 28 Pin, yang
masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port
maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing
kaki ATMega8 pada gambar 2.1 sebagai berikut :
a.
VCC
Merupakan supply tegangan digital.
b.
GND
Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.
c.
Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2,
TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan
B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.
Sebagai input,
pin-pin
yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan
mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan
sebagai output
Kristal
(output
oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai
I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1)
digunakan untuk saluran inputtimer.
d.
Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masingmasing pin
terdapat pull-up
resistor.
Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama
dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
e.
RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi
sebagai pin
I/O.
Pin
ini
memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan
berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah
dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan menghasilkan suatu
kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.
f.
Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama
dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat
kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan
keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.
g.
AVcc
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah
dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR
tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah
dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low passfilter.
h.
AREF
Merupakan pin referensi jika
menggunakan ADC.
1.1.
IC
LM 358
Penguat operasional adalah suatu
rangkaian elektronika yang di kemas dalam bentuk rangkaian terpadu
(IC).Perangkat ini sering di gunakan sebagai penguat sinya-sinyal, baik yang
linier maupun non linier terutama dalam sistem-sistem pengaturan dan
pengendalian, instrumentasi, komputasi analog.Keuntungan dari pemakaian penguat
operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam
merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga karena
penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik
kerjanya. (elektronikadasar-indonesia.blogspot.com).
Karakteristik
utama sebuah penguat operasional yang ideal adalah :
1) Impedansi
masukan yang tak terhingga
2) Impedansi
keluaran sama dengan nol
3) Penguatan
Loop terbuka tak terhingga
Gambar 2.3 (G.kiri)
IC LM 358. (G.kanan) Datasheet IC LM 358
(sumber
: vcc2gnd.com)
LM 358 (gambar 2.3) merupakan rangkaian
terintegrasi yang memiliki dua penguat operasional.Terdiri dari 4 masukan,
memiliki faktor penguatan yang besar dan frekuensi internal yang berubah-ubah,
yang mana di desain secara spesifik untuk beroperasi dari sebuah power supply melalui
sebuah range tegangan. IC ini memilliki spesifikasi sebagi berikut :
1) Frekuensi
internal yang dapat di ubah untuk penguatanya.
2) Penguatan
tegangan yang besar (100dB).
3) Memiliki
besar range tegangan antara 3V-32V.
4) Arus
bias input rendah (20nA).
5) Arus
offset input rendah (2nA).
6) Tegangan
offset input rendah (2mV).
7) Tegangan
output besar, berkisar 0 sampai (Vcc-1,5V).
2.4.1
Penguat
Membalik
Gambar 2.4. Penguat membalik
Pada penguat membalik, input dengan outputnya berlawanan
polaritas. Jadi ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguat membalik
memiliki nilai keluaran lebih kecil dari satu dan selalu Vout bernilai negatif yang keluarannya adalah :
Vo = - Rf/Ri .Vi............................ (2.1)
2.4.1 Penguat Tak Membalik
Rangkaian tak membalik hampir sama dengan rangkaian penguat
membalik hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan input dari masukan
tak membalik.Tegangan keluaranpenguat
tak membalik ini akan lebih dari satu dan selalu positif yang keluarannya :
Gambar
2.5 Penguat tak membalik
Simbol dari penguat tak membalik diberikan pada
Gambar II.6, dengan nilai keluara:
Vo = (Rf/Ri+1) . Vi .........................
(2.3)
1.1.
LCD
16X2
LCD
(Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik.Dipasaran tampilan LCD (gambar 2.4) sudah tersedia dalam bentuk modul
yaitu tampilan LCD beserta rangkaian pendukungnya termasuk ROM dll.LCDmempunyai
pin data, kontrol catu daya, dan pengatur kontras tampilan.LCD memiliki data
sheet sebagai berikut:
PIN 1: Vss - GND
PIN 2: VDD - +5V VCC
PIN 3: Vo - Contrast Adjustment
PIN 4: RS - Reset
PIN 5: R/W - Read/Write ("0" = Write to
LCD module
"1" = Read from LCD module)
PIN 6: E - Enable
Signal
PIN 7: DB0 Data 0
PIN 8: DB1 Data 1
PIN 9: DB2 Data 2
PIN 10: DB3 Data 3
PIN 11: DB4 Data 4
PIN 12: DB5 Data 5
PIN 13: DB6 Data 6
PIN 14: DB7 Data 7
PIN 15: Backlight +5V
VCC
PIN 16: Backlight GND
Gambar
2.6 LCD16x2
(sumber :
commons.wikipedia.org)
Fungsi dari pin-pin pada rangkaian LCD yaitu:
a. Pin
data dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
b. Pin
RS (Register Select) berfungsi
sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah
perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
c. Pin
R/W (Read Write) berfungsi sebagai
instruksi pada modul jika low tulis data,
sedangkanhigh baca data.
d. Pin
E (Enable) digunakan untuk memegang
data baik masuk atau keluar.
e. Pin
VLCD berfungsi mengatur kecerahan
tampilan (kontras) dimana pin inidihubungkan
dengan trimpot 5 KOhm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
LCD
telah dilengkapi dengan mikrokontroler HD44780 yang berfungsi sebagai
pengendali.LCD ini juga mempunyai CGROM
(Character Generator ReadOnly Memory),
CGRAM (Character Generator Random Access Memory)
dan DDRAM (Display Data Random Access Memory).
1.1.
Sensor
Photodioda
Photodioda
adalah diode yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika photodioda
terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti diode pada umumnya, tetapi jika
tidak mendapatkan cahaya maka photodioda akan berperan seperti resistor dengan
nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir.
Gambar
2.7 Photodioda
Photodioda
merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Photodioda merupakan sebuah dioda dengan sumbangan p-n
yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh
photodioda ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak, ultra ungu sampai
dengan sinar-X.
Karena
photodioda terbuat dari semikonduktor p-n junction maka cahaya yang diserap
oleh photodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan
menghasilkan pasangan electron-hole dikedua
sisi dari sambungan. Ketika elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita
konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir kearah negatif sumber
tegangan sehingga arus akan mengalir didalam rangkaian. Besarnya pasangan
elektron ataupun hole yang dihasilkan
tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang diserap oleh photodioda.
Photodioda digunakan
sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan oleh infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh
photodiode tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh oleh
infrared.
Gambar
2.8 Panjang Gelombang yang Dihasilkan Oleh Bahan Photodida
Alat yang mirip
dengan diode peka adalah transistor foto (phototransistor).
Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang
menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya.
Komponen ini
mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan diode peka
cahaya. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh foto cahaya
pada junction ini diinjeksikan
dibagian base dan diperkuat dibagian
kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari transistor foto secara umum
akan lebih lambat dari pada diode peka cahaya.
Jika photodiode
tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian
pembanding, jika photodiode terkena cahaya maka photodiode akan bersifat
sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photodiode tersusun seri, akibatnya terdapat
arus yang mengalir ke rangkaian pembanding.
Gambar
2. 9 Struktur Dioda
Sifat dari photodioda adalah :
1.
Jika
terkena cahaya maka resistansinya berkurang.
2.
Jika
tidak terkena cahaya maka resistansinya meningkat.
Dioda dipasangan
reverse karena pada saat diode
dipasang reverse, maka arus tidak
akan mengalir karena hambatan yang sangat besar sekali. Jadi bias dikatakan ini
diode sebagai kondisi Open Circuit jika
dianalogikan seperti sakelar. Namun, pada photodiode, hambatan yang besar tadi
bias menyebabkan arus mengalir sehingga kondisi seperti ini bias dikatakan
sebagai Close Circuit jika
dianalogikan seperti sakelar. (Sumber : http://photodioda/2014.html).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode
Penelitian
3.1.1
Studi
Literatur
Mempelajari prinsip kerja dari sistem mikrokontroler ATMega8 sebagai pengukur
atau pengolah data untuk membaca frekuensi detak jantung yang ada pada salah
satu jari manusia.
3.1.2
Perencanaan
dan Pembuatan
Perencanaan
sistem pengukuran detak jantung dilakukan dengan beberapa tahap.
Pertama,
membuat suatu diagram blok alur dari suatu sistem pengukur detak jantung.
Kedua,
membuat rangkaian ke dalam simulasi software
Proteus dan percobaan membuat rangkaian sensor langsung ke papan PCB.
Ketiga,
merangkai rangkaian yang telah dibuat dari software
Proteus dan PCB Wizard ke papan PCB
sesuai gambar yang telah diuji sebelumnya.
Terakhir,
pembuatan perangkat lunak atau program untuk menjalankan suatu sistem mikrokontroler
yang akan dibuat dengan software Bascom
AVR.
3.1.3
Pengujian
Alat dan Analisa Data
Pengujian dilakukan
dengan menganalisa data dari perbandingan pengukuran detak jantung manual
menggunakan alat stetoskop. Dimana perbandingan antara detak jantung orang beraktivitas
dengan orang tidak beraktivitas.
3.2 Waktu
dan Tempat
Waktu
Waktu untuk perencanaan, pelaksanaan,
dan pembuatan rangkaian pengukuran detak jantung akan dilaksanakan dari awal pembuatan
proposal sampai persiapan sidang direncanakan selama tiga bulan.
3.3.2 Tempat
Pelaksanaan
dan pembuatan rangkaian pendeteksi detak jantung dengan menggunakan ATMega8
dilaksanakan dilaboratorium Komputer.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengembangan
Pratikum.2013.Petunjuk Pratikum Sistem
Mikroprosesor.Universitas Riau.Pekanbaru
Anonim B. 2013. LCD
16x2 Module Datasheet.
http://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheet.
Diakses pada tanggal 29 September 2014 pukul 22.30 WIB
Anonim
D. 2013.Kontruksi ATMega8.http://electricse.wordpress.com/2011/10/16/konstruksi-atmega-8535/.
Diakses pada tanggal 30 September 2014 pukul 23.45 WIB
Wahyu
Nur Hidayat.2010.Alat Pengukur Detak Jantung
Digital Berbasis Mikrokontoler ATMega 8535. Jurusan Teknik Elektro,Fakultas
Teknik,Universitas Muhammadiyah Purwakarta.
Indra
Putra.2011. “Pembuatan Alat Ukur Denyut
Jantung Menggunakan Plethysmograph”. Jurusan Teknik Elektro DIII
Universitas Riau.