Senin, 11 Januari 2016

Mesin Tak Serempak (mesin Induksi)

 MESIN TAK SEREMPAK (MESIN INDUKSI)

Umum.
Mesin listrik baik arus searah maupun bolak balik terdiri dari gene­rator dan motor sehingga untuk mesin tak serempak ini dapat dibagi :
1.    Generator Tak Serempak, sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi jarang dipergunakan, kadang-kadang dipergunakan dalam pe­ngreman regeneratif yakni bila motor tak serempak berputar melebihi kecepatan sinkronnya maka secara otomatis motor bekerja sebagai ge­nerator dan berlangsung proses pengreman.
2.    Motor Tak Serempak (motor asinkron atau motor induksi) yang ba­nyak dipergunakan di pabrik, industri dan peralatan-peralatan rumah tangga sebagai penggerak atau penghasil tenaga mekanis.

Motor induksi dapat dibagi :
1.   Berdasarkan prinsip kerja :
a.   Motor induksi rotor sangkar dan motor induksi rotor belitan (lihat gambar 5-1 dan 5-22).
b.   Motor komutator seri, kompensasi, shunt dan repulsion.
2.   Berdasarkan arus dan tegangan :
a.   Tiga fase,
b.   Satu fase
3.   Berdasarkan kecepatan
a.   Bervariasi
b.   Bisa di atur
4.   Berdasarkan struktur
a.   Terbuka
b.   Tertutup
c.   Setengah tertutup
d.   Berventilasi

Motor Induksi Rotor Sangkar Tiga Phasa

Motor induksi Rotor Belitan Tiga Phasa

Konstruksi Motor Induksi.
Konstruksi motor induksi terdiri dari :
1.   Stator, bagian motor yang diam.
2.   Rotor, bagian motor yang berputar.
3.   Celah udara, adalah ruangan antara stator dan rotor.
Konstruksi stator (lihat gambar 5-3) terdiri dari
a.   Rumah stator dari besi tuang.
b.   Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
c.   Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakkan belitan.
d.   Belitan stator dari tembaga.
Belitan stator dirangkai untuk motor induksi tiga fase tetapi juga dapat dirangkai untuk motor induksi satu fase, disamping itu juga dirangkai untuk jumlah kutub tertentu.

Gamabar 5-3 Stator Motor Induksi
Konstruksi rotor
a.    Inti rotor bahannya sama dengan inti stator.
b.    Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakkan belitan.
c.    Belitan rotor bahannya dari tembaga, dari konstruksi lilitan akan mem­berikan dua macam rotor yakni :
i.     Motor induksi dengan rotor sangkar atau rotor kurung.
ii.         Motor induksi dengan rotor belitan.
d.    Poros atau as.        

Stator dan rotor membentuk rangkaian magnetis, berbentuk silin­dris yang simetris dan diantaranya terdapat celah udara. Celah udara antara stator dan rotor, kalau telalu luas maka efisiensi mesin rendah, sebaliknya jika terlalu sempit menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin.

Prinsip Kerja Motor Induksi.
Prinsip kerja motor induksi tiga fase berdasarkan induksi elektro­magnetis, yakni bila belitan/kumparan stator diberi sumber tegangan bolak-balik 3 fase maka arus akan mengalir pada kumparan tersebut, menimbulkan medan putar (garis-garis gaya fluks) yang berputar dengan kecepatan sinkron dan akan mengikuti persamaan :
ns  =  120 f / p
dengan :
Ns     = Kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm.
f      = Frekuensi arus dan tegangan stator.
p      = Banyaknya kutub.
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong penghantar-penghantar rotor sehingga pada penghantar-­penghantar tersebut timbul EMF (Elektro Motoris Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan induksi.
Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnit berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotomya, rotor akan berputar dengan kecepatan putar (N1) mengikuti putaran medan putar stator (N s).

SLIP (S).
Slip timbul karena perbedaan perputaran medan putar stator dan perputaran rotor.
berikut slip nya:
-Slip mutlak, dinyatakan oleh persamaan :
                                    S = Ns - N r
 Frekufnsi Arus Rotor.
Pada waktu rotor masih diam maka frekuensi arus rotor sama de­ngan frckuensi arus stator (f). Waktu rotor berputar maka frekuensinya (f) akan dipengaruhi oleh slip yang mengikuti persamaan:

F’ = s. f

Tidak ada komentar:

Posting Komentar