SCADA
(SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISSITION)
1. Tujuan SCADA
Dengan adanya SCADA sebagai
sistem yang memonitor dan mengontrol sistem distribusi listrik diharapkan dapat
mencapai beberapa tujuan yakni :
Ø
Mempercepat proses
pemulihan supply tenaga listrik bagi konsumen yang tidak
mengalami gangguan
Ø
Memperkecil kWh padam akibat
gangguan atau pemadaman
Ø
Memantau performa jaringan untuk
menyusun perbaikan atau pengembangan sistem jaringan 20 kV
Ø
Mengusahakan optimasi pembebanan
jaringan 20 kV
2. Pengertian SCADA
Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) merupakan sistem pada tenaga listrik yang berfungsi mengawasi, mengendalikan dan mengakuisisi data listrik secara real time.
Sistem SCADA merupakan perpaduan antara sistem komputerisasi dan telekomunikasi. Media komunikasi yang umum digunakan adalah PLC (Power Line Carrier), fiber optik dan radio link. Pada awalnya radio link dan PLC banyak digunakan, terutama karena penggunaan PLC yang tidak memerlukan jaringan khusus namun cukup menggunakan saluran transmisi tenaga listrik yang ada dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi transmisi listrik. Namun pada perkembangannya penggunaan PLC mulai beralih ke fiber optik dikarenakan kecepatan bit persecond yang jauh diatas PLC.
3. Fungsi SCADA
Scada berfungsi mengambil data dari pusat pembangkit dan gardu induk kemudian mengolah informasi yang diterima dan memberi reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi. Secara umum fungsi SCADA yaitu:
1. Pengambilan dan penyampaian data
2. Proses monitoring
3. Fungsi control
4. Perhitungan dan pelaporan
Informasi pengukuran dan status indikasi dari sistem tenaga listrik dikumpulkan dengan menggunakan peralatan yang ditempatkan di pusat pembangkit dan gardu induk. Demikian juga fungsi kontrol dikirim dari pusat pengatur (Control Center) ke peralatan yang berada pada gardu induk dan pusat pembangkit. Penyampaian dan pemrosesan data dilakukan secara real time.
Beberapa istilah dalam sistem SCADA :
1. Telesignaling
Telesignaling adalah pengambilan status peralatan tenaga listrik di Gardu Induk atau Pusat Pembangkit untuk dapat dimonitor di Pusat Pengatur, berupa sinyal Alarm dan Indikasi yang terhubung ke modul digital input pada RTU (Remote Terminal Unit). Sinyal Alarm memiliki satu keadaan , yaitu keadaan ON atau OFF. Sedangkan Indikasi memiliki dua keadaan, dimana satu keadaan tertutup (close) dan terbuka (open), seperti pada PMT, PMS rel, PMS line, dan PMS tanah.
2. Telecontrol
Telecontrol adalah pengiriman perintah dari pusat pengatur (Control Center) ke RTU (Remote Terminal Unit) untuk merubah status peralatan listrik.
3. Telemetering
Telemetering adalah proses pengambilan besaran listrik yang terukur pada gardu induk atau pusat pembangkit untuk dapat dimonitor di pusat pengatur (Control Center)
4. Komponen Dasar SCADA
1.
Komponen-komponen pusat pengendalian,
Control Centre, berupa computer-komputer;
2. Komponen-komponen perangkat interface dengan
rangkaian proses di gardu induk maupun di gardu distribusi seperti RTU, perangkat
komunikasi, perangkat pekerjaan adaptasi dan perangkat-perangkat pencatu daya;
3. Perangkat meter-meter dan terminal pelanggan
untuk otomatsasi.
4. Sarana telekomunikasi yang diperlukan untuk
memungkinkan dua atau lebih terminal dapat saling berkomunikasi.
1. Control Centre
Control
centre merupakan bagian dari system pengendalian yang akan dibangun setelah
gardu-gardu yang akan disupervisi disiapkan dan semua kebutuhan infrastruktur
seperti sarana telekomunikasi dan bangunan-bangunan gardu induk dan lain-lain
telah tersedia.
Pengembangan perangkat-perangkat
RTU untuk keperluan gardu induk, gardu hubung dan gardu distribusi secara
bertahap mengikuti perkembangan jaringan dengan tetap memperhatika keperluan
dan urgensi dari setiap titik remote control. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan
instalasi dari perencanaan system SCADA dapat dilaksanakan secara setahap demi
setahap tanpa perlu melaksanakannya secara keseluruhan pada waktu yang sama
terutama bila dipertimbangkan pelaksanaan otomatisasi pada bagian-bagian
jaringan tertentu belum mendesak.
2.Perangkat-perangkat RTU
Pada
setiap pengimplementasian RTU untuk gardu induk maka semua jaringan out going
dan incoming 20 kV serta semua jaringan transmisi 150 kV dan
pembangkit-pembangkitnya harus dapat dipantau dan di-remote control baik status
perlatan-peralatannya maupun besaran-besaran listriknya. Sedangkan pada gardu
hubung semua pemutus-pemutus daya LBS harus dapat dimonitor dan di-remote
control.
3.Perangkat-perangkat Meter Pelanggan Beserta
Perangkat Interface
Perlu
dilakukan pengembangan dan penggantian meter yang dilengkapi dengan perangkat
elektronik untuk memungkinkan dilaksanakannya komunikasi elektronis pelanggan
dengan remote centre, pembacaan meter, remote control, dan lain sebagainya.
Penerapan
otomatisasi pelanggan tersebut akan dilaksanakan dengan terlebih dahulu pada
jaringan spindle 20 kV yang banyak pelanggan-pelanggan besarnya dengan
menggunakan sarana telekomunikasi distribution line carrier. Hal ini mengingat
konfigurasi distribution line carrier yang tersambung pada suatu spindle akan
dapat melayani semua pelanggan yang tersambung ke spindle tersebut dengan
komunikasi broadcasting.
4.Sarana Penunjang
Sarana
penunjang seperti media komunikasi, catu-catu daya dan bangunan-bangunan
merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari suatu system
pengendalian tenaga listrik. Dengan studi yang konprehensif dan terpadu dapat
dilakukan pengembangannya secara efektif dan setahap demi setahap mengikuti
tahapan-tahapan pengintegrasian setiap gardu-gardu baru ke dalam system pusat
pengendalian.
5.Penjadwalan Pengembangan
Pada
umumnya penjadwalan pengembangan SCADA mencakup beberapa langkah-langkah, yaitu
:
o
Feasibility study
o
Proses alokasi dana
o
Penunjukan konsultan
o
Survey lapangan
o
Pembuatan tender dokumen
o
Tender proses
o
Penandatanganan kontrak
o
Implementasi
o
Test uji coba.
o
5.
Keuntungan-keuntungan Penerapan Sistem SCADA/EMS
Secara
umum keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan menerapkan system
SCADA/EMS pada kelistrikan, yaitu:
- Dengan
menggunakan system SCADA/EMS pada system kelsitrikan dapat diperoleh
dengan system pengoperasian dengan organisasi yang lebih ramping dan
sederhana. Pada prinsipnya, dengan adanya system SCADA/EMS system gardu
induk tanpa orang seharusnya dapat dilakukan, dimana hal ini dapat
mengurangi biaya-biaya yang cukup signifikan sebagai bahan pertimbangan
dalam penerapan system SCADA.
- Keuntungan
lain yang dapat diperoleh dari pengoperasian system kelistrikan dengan
menggunakan system SCAD/EMS adalah system pengoperasian yang lebih
ekonomis. Dengan menggunakan system SCADA/EMS system pengoperasian
kelistrikan dapat menghemat keseluruhan biaya operasi, misalya dengan load
forecast dan unit-unit komitmen yang lebih baik, optimasi rugi-rugi
transmisi maupun pembangkit dan lain sebagainya yang secara keseluruhan
akan mengoptimumkan sumber daya secara ekonomis.
- Peningkatan
keandalan system. Factor-faktor pertimbangan pengimplementasian SCADA/EMS
bukan hanya terdiri atas pertimbangan ekonomis semata-mata melainkan juga
factor sekuriti dan keandalan. Sejauh ini diakui masih sulit menjelaskan
keuntungan-keuntungan diatas secara kuantitatif dalam arti nilai ekonomis
yang akan diperoleh bila system dilengkapi dengan SCADA/EMS. Biasanya bila
terjadi gangguan serius yang menyebabkan pemadaman total (black out), baru
akan terfikirkan betapa pentingnya sarana dan fasilitas yang dapat
digunakan untuk membantu mengoperasikan dan menganalisa keandalan system.
Dari berbagai pendapat disepakati keandalan system akan bisa dinaikkan
mulai 20% hingga 50% bila system kelistrikan dioperasikan dengan system
SCADA/EMS. Angka tersebut diharapkan akan semakin meningkat seiring dengan
kemajuan fungsi-fungsi perangkat lunak aplikasi yang terus berkembang.